Posted by: media surviva | 11 May 2009

Bangun Bisnis, Beli Properti

by Pudi E. Chandra

ADA satu petuah bisnis menarik yang diajarkan Robert T.Kyosaki, penulis buku “ Rich Dad, Poor Dad”, yang jadi best seller dunia. Petuah itu bunyinya, “ Setelah kita sukses membangun bisnis maka jangan lupa beli properti. Selain kita punya penghasilan dari bisnis yang kita jalankan, kita juga akan mendapat untung dari gain kenaikan nilai properti itu.” Saya kira, Kyosaki benar. Petuah itu sebenarnya merupakan kata kunci yang menjadi sebab, mengapa orang kaya makin kaya. Karena orang kaya yang cerdas selalu membeli properti yang setiap waktu akan terus berlipat nilainya, itulah yang membuatnya semakin kaya.

Namun, jauh sebelum membaca buku itu, sebagai entreprener saya sudah mempraktekan ajaran itu sejak dulu. Karena itu, ada petuah tambahan yang bisa saya berikan untuk Anda dalam membeli properti, dari hasil keuntungan dari sukses bisnis yang anda bangun. Dalil bisnisnya berbunyi, “ Kalau Anda berniat membeli properti, janganlah sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia. Bahkan lebih baik belilah properti dengan hutang bank. Karena, semakin sedikit uang yang Anda keluarkan untuk membeli properti, semakin besar keuntungan Anda.”

Jelasnya, kalau kita punya dana Rp 400 juta janganlah membeli properti pas senilai dana yang kita punya. Bukankah membeli properti tidak harus cash. Bisa dengan cara kredit. Jadi sebaiknya pecahlah Rp 400 juta Anda untuk 4 properti, misalnya masing-masing seharga Rp 400 juta, dimana masing-masing cukup Anda bayar uang muka pembeliannya sebesar Rp 100 juta, sisanya Rp 300 juta dari bank. Nah, kalau Anda hanya membeli satu properti senilai Rp 400 juta, maka lima tahun kemudian Anda hanya akan menerima keuntungan berlipatnya harga dari satu properti saja. Tapi kalau empat properti, lima tahun kemudian satu properti Anda yang semula Rp 400 juta telah berlipat menjadi Rp 2 miliar. Sehingga, 4 properti menjadi Rp 8 miliar.

Barangkali Anda bertanya, mengapa membeli properti dengan hutang lebih menguntungkan? Ada baiknya kita simak saran bisnis dari Dolf De Roos, konsultan ayah kaya Robert T. Kyosaki. Dalam bukunya, “ Real Estate Riches”. Dolf menulis, “ Saya tidak membeli properti untuk membeli tanahnya, karena itu tidak produktif. Saya tidak membeli properti untuk membangun gedung karena butuh maintenace. Dan, saya tidak membeli properti untuk disewakan karena butuh manajemen. Alasan terkuat saya membeli properti adalah untuk mendapatkan hutang. Alasannya sederhana, “ Jumlah hutang selalu sama, tapi nilai asset terus melambung.”

Dengan memetik petuah bisnis tersebut, saran saya, kita sebaiknya jangan takut berhutang ke-bank kalau untuk membeli properti. Ubahlah mindset, bahwa hutang akan mengundang masalah bagi Anda. Memang untuk belajar memupuk rasa percaya diri dalam berhutang bolehlah kita memulai dengan nilai kecil. Tapi, sekali Anda berhasil bukan Anda yang mencari hutang ke-bank, tapi sebaliknya bank yang justru akan mencari Anda supaya mengambil hutang.

Tak salah kalau lantas muncul ‘canda’ di kalangan entreprener, bahwa, “ Kalau Anda hanya berani hutang Rp 50 juta, Andalah yang punya masalah. Tapi kalau Anda sudah berani hutang Rp 50 miliar, bank yang akan punya masalah. Percayalah, semakin sering kita berani hutang, maka bank akan semakin percaya pada bisnis kita.” Anda berani mencoba?”


Responses

  1. Om Harun, klo kita punya duit 400 jeti buat beli 4 rumah. Katakanlah 100 jeti nya buat DP, jadi yg kita angsur 1 rumahnya = 300 jeti. Bener kan? Untuk 1 rumah, bunga 12%/thn, selama 15 tahun., angsuran perbulan mencapai 3,6 jeti. Untuk 4 rumah 4 * 3,6 jeti = 14,4 jeti. Kira2 bagaimana yah kita dapat duit 14,4 jeti perbulan utk biaya nyicil? Sedangkan UMR saja 1 jeti-an.

  2. 🙂 judulnya bangun bisnis, beli properti…
    jadi untuk bayar cicilannya dari bisnis yg sudah jalan…

  3. Kira-kira kalau tanpa hutang ada gk min?


Leave a comment

Categories